Kw: what is climate change

Pengertian climate change

Perubahan iklim merupakan suatu perubahan jangka panjang dalam pola cuaca tertentu di suatu wilayah. Perubahan iklim ini sendiri sering dikaitkan dengan pemanasan global. Pemanasan global adalah kenaikan pada suhu Bumi yang kemudian berlangsung selama satu dekade atau lebih dimana salah satu penyebabnya adalah perubahan iklim.

Simak pembahasan lebih lengkap mengenai Perubahan Iklim Global yaitu mulai dari Definisi, Faktor Penyebab, Dampak dan Upaya Penanggulangannya berikut ini, check these out!

Penyebab Perubahan Iklim

Efek Rumah Kaca

Gas Rumah Kaca sebagai penyebab perubahan iklim pertama dan berasal dari gas-gas rumah kaca. Beberapa gas di atmosfer Bumi sendiri turut berperan dalam hal ini, misalnya pada kaca di rumah yang memerangkap panas matahari kemudian menghentikannya agar tidak bocor kembali ke angkasa.

Banyak dari gas-gas ini terjadi secara alami, meski berbagai aktivitas manusia disekitarnya meningkatkan konsentrasinya di atmosfer, khususnya pada metana, karbon dioksida (CO2), gas berfluorinasi CO2 dan dinitrogen oksida sebagai gas rumah kaca yang paling umum diproduksi oleh aktivitas manusia serta bertanggung jawab atas 64% pemanasan global buatan manusia.

Konsentrasinya di atmosfer saat ini adalah 40% lebih tinggi jika dibandingkan saat industrialisasi dimulai dahulu, Gas rumah kaca lainnya sendiri dipancarkan dalam jumlah yang lebih kecil, tetapi mereka memerangkap panas jauh lebih efektif dibanding CO2, serta dalam beberapa kasus ribuan kali lebih kuat. Metana ini bertanggung jawab atas nitro oksida sebesar 6% dan 17% pemanasan global buatan manusia.

Peningkatan Emisi

Penyebab perubahan iklim yang kedua berasal dari peningkatan emisi yang diakibatkan oleh ulah manusia, misalnya saja pada Pembakaran minyak, batu bara, dan gas yang akan menghasilkan dinitrogen oksida dan karbon dioksida. Ha ini juga disebabkan oleh deforestasi atau penebangan hutan.

Pohon sendiri membantu mengatur iklim dengan menyerap CO2 dari atmosfer. Karenanya saat terjadi penebangan, efek menguntungkan kemudian hilang dan karbon yang tersimpan di pohon akan dilepaskan ke atmosfer, dan menambah efek rumah kaca di bumi. Selain itu peningkatan emisi juga disebabkan oleh meningkatnya jumlah peternakan, khususnya pada Sapi dan domba, dimana keduanya menghasilkan metana dalam jumlah besar saat mencerna makanan.

Tak hanya itu pupuk yang mengandung nitrogen juga menghasilkan emisi nitro oksida, Gas-gas ini berfluorinasi hingga kemudian menghasilkan efek pemanasan yang sangat kuat, yaitu hingga 23.000 kali lebih besar dibanding CO2.

Dampak Perubahan Iklim

Pola cuaca merupakan suatu bagian penting dalam kehidupan yang akan mempengaruhi tanaman, dan pangan, air yang kita konsumsi, tempat tinggal, serta berbagai aktivitas dan kesehatan manusia. Karenanya perubahan iklim benar-benar akan berdampak serius terhadap kehidupan seseorang.

Tak seorang pun yang mengetahui dengan pasti apa yang akan terjadi di masa depan Namun para ahli kemudian memanfaatkan ilmu pengetahuan untuk memberikan gambaran tentang bagaimana iklim kemudian akan berubah ke arah yang lebih buruk jika manusia terus menerus menggunduli hutan, membuang-buang energi serta menggunakan sistem pertanian yang buruk.

Kepunahan Ekosistem

Kemungkinan terjadinya kepunahan ekosistem yaitu pada spesies hewan dan tumbuhan adalah 20-30 persen hal ini terjadi jika bertambah CO2 di atmosfer serta kenaikan suhu rata-rata global sebanyak 1,5-2,5 derajat Celcius, yang kemudian akan turut meningkatkan tingkat keasaman laut. Hal ini kemudian akan berdampak negatif terhadap para organisme-organisme laut seperti misalnya pada terumbu karang, hingga berbagai spesies yang hidupnya bergantung terhadap organisme tersebut.

Pangan dan Hasil Hutan

Diperkirakan produktivitas pertanian yang berada di daerah tropis akan mengalami penurunan jika terjadi kenaikan suhu rata-rata global di antara 1-2 derajat Celcius, hingga kemudian meningkatkan resiko bencana kelaparan.

Meningkatnya frekuensi banjir serta kekeringan kemudian akan memberi dampak buruk terhadap  produksi lokal utamanya pada penyediaan pangan pada area tropis dan subtropis. Jika perubahan iklim kemudian terjadi, maka hasil panen akan turut menurun pula, baik dari segi kuantitas maupun kualitas.

Upaya untuk Menanggulangi

Meski tingkat emisi terus meningkat, namun terdapat juga banyak peluang untuk menguranginya. Salah satunya adalah dengan melalui perubahan pola konsumsi dan gaya hidup. Berikut ini beberapa rekomendasi kebijakan  dan instrumen yang dapat dilakukan untuk menurunkan emisi di bumi, seperti diantaranya:

  1. Sektor Energi

Pada sektor energi yang bisa dilakukan adalah mengurangi subsidi bahan bakar fosil, Pajak karbon yang digunakan untuk bahan bakar fosil, serta menggalakan kebiasaan menggunakan energi terbarukan, tak lupa penetapan harga listrik bagi energi terbarukan, juga subsidi bagi para produsen.

  1. Sektor Transportasi

Pada suatu sektor transportasi adalah dengan menggalakan penggunaan biofuel, mewajibkan penggunaan bahan bakar dengan standar CO2 untuk alat-alat transportasi di jalan raya, STNK, Pajak unstuck plebeian endbrain, tarif penggunaan jalan serta parker.

Tak lupa juga merancang suatu kebutuhan transportasi dengan sebelumnya melalui regulasi penggunaan lahan dan perencanaan infrastruktur yang baik, terakhir adalah berupaya lebih memilih menggunakan transportasi tak bermotor serta menggunakan fasilitas angkutan umum.

  1. Sektor Gedung

Menerapkan standar dan label terhadap berbagai peralatan, regulasi gedung dan sertifikasi termasuk diantaranya dalam percontohan pemerintah pada pengadaan, insentif yang diberikan kepada perusahan di bidang energi.

Apalagi sekitar 70% penggunaan energi, berasal dari konstruksi dan bangunan yang menyumbang 39% dari emisi karbon dioksida, selain itu dalam kurun waktu 15 tahun mendatang infrastruktur perkotaan ini akan dibangun, seiring dengan semakin cepatnya proses migrasi dari desa ke kota (atau sebaliknya).

Selain itu yang sama pentingnya adalah memperbaiki bagaimana kualitas bangunan yang didirikan, meningkatkan standar bangunan, serta memikirkan kembali perencanaan kota seperti misalnya saja memberikan insentif untuk mini-grid solutions. Tak hanya itu sama pentingnya mengatasi CF11, emisi metana, dan nitrooksida yang diinduksi oleh manusia hingga kemudian menemukan solusi yang lebih cerdas untuk pemanasan, pendinginan, dan pengelolaan limbah.

Impact of High Carbon in the Atmosphere

The existence of greenhouse gases that keep the earth’s temperature warm to support life, initially occurs naturally. High CO2 levels actually have a positive impact on some types of crops and agriculture works better.

However, technological and industrial developments have now had an impact on changes in greenhouse gas concentrations. Since the industrial revolution around 1750, the concentration of greenhouse gases in the atmosphere has experienced a drastic spike. As a result, the earth’s temperature also increases from normal conditions, and is now commonly called the phenomenon of global warming.

The impact of excess greenhouse gases is negative. Unstable weather patterns, long dry spells, hurricanes, etc. cause natural disasters to occur more frequently – hurricanes, floods, landslides, and droughts.

In the United States, from 1980 to 2019, the average annual cost of dealing with extreme weather was US$17.7 billion. Meanwhile, if it is calculated from 2017 to 2019 it is US $ 153.5 billion.

Today, the earth’s temperature is almost 1˚C (1.8˚F) warmer than it was before the industrial revolution. The effects of rising temperatures are already starting to be felt, as heat waves last longer, crop yields are shrinking, and rising sea levels threaten coastal areas.

Scientists estimate that, given the current rate of global warming, Earth’s temperature in 2050 could rise to 1.5˚C (2.7˚F). If it is not balanced with efforts to significantly reduce greenhouse gas emissions, global temperatures could reach 2˚C (3.6˚F) in the next century. If this scenario happened, it would be a big disaster

Leave a Reply